Benarkah Operasi Saraf Terjepit Bisa Bikin Lumpuh? Ini Kata Dokter
loading...
A
A
A
JAKARTA - Khawatir mengalami kelumpuhan kerap menjadi alasan bagi penderita saraf terjepit untuk menunda-nunda operasi. Pasalnya, operasi tersebut dilakukan di area tulang belakang yang menjadi saluran jaringan saraf dari otak ke seluruh tubuh, sehingga rawan terjadi kelumpuhan setelahnya.
Akan tetapi, menurut Dokter Spesialis Orthopedy Konsultan Orthopaedic Spine RS Pelni, dr. Rizky Notario Haryanto Putro, Sp.OT (K), ketakutan itu sebenarnya tidak beralasan.
Kini sudah ada berbagai teknik operasi yang telah dikembangkan dengan teknologi canggih, sehingga semakin efektif dan aman.
Baca juga: Tak Bisa Mepet, Ini Waktu Paling Tepat Dapat Vaksin Booster sebelum Mudik
"Sejauh ini 95 persen dari operasi tulang belakang itu aman. Risiko kematian dan kelumpuhan itu sudah sangat jarang sekarang," ungkapnya dalam webinar Kenali Gejala Syaraf Kejepit & Penanganannya, Kamis, 28 April 2022.
Menurut dr. Rizky, salah satu operasi yang bisa dilakukan adalah PSLD (Percutaneous Stenoskopi Lumbar Discectomy), yakni teknik operasi pada tulang belakang yang menggunakan endoskopi melalui sayatan kecil.
Pada teknik operasi ini, dokter akan memasukkan dekompresi endoskopi melalui sayatan kecil, sekitar 1-2 sentimeter, ke area saraf.
Lensa endoskopi membuat seolah-olah dokter memiliki mata di dalam tubuh pasien, sehingga memungkinkan dokter melihat kelainan dengan jelas, dan memotong setiap cakram hernia, sendi, atau ligamen flavum yang memberi tekanan pada saraf, tanpa harus memotong otot yang masih dalam kondisi baik.
Dokter Rizky pun mengimbau para penderita saraf terjepit agar tak lagi cemas untuk melakukan operasi jika memang diperlukan.
Saat ini, lanjut dia, para petugas medis pun sudah memiliki kemampuan yang mumpuni, didukung sejumlah teknologi yang canggih. Sekalipun ada insiden yang terjadi hanya akan berdampak pada jempol kaki saja.
Baca juga: Cakupan Vaksinasi Covid-19 di Indonesia Sudah Lebih dari 400 Juta Suntikan
"Risikonya itu aja. Kalaupun terjadi sesuatu, dia hanya tidak bisa menggerakkan jempol kaki," tukasnya.
Lihat Juga: Mengenal Penyakit Scabies yang Sering Dialami Santri: Penyebab, Gejala, dan Cara Mencegahnya
Akan tetapi, menurut Dokter Spesialis Orthopedy Konsultan Orthopaedic Spine RS Pelni, dr. Rizky Notario Haryanto Putro, Sp.OT (K), ketakutan itu sebenarnya tidak beralasan.
Kini sudah ada berbagai teknik operasi yang telah dikembangkan dengan teknologi canggih, sehingga semakin efektif dan aman.
Baca juga: Tak Bisa Mepet, Ini Waktu Paling Tepat Dapat Vaksin Booster sebelum Mudik
"Sejauh ini 95 persen dari operasi tulang belakang itu aman. Risiko kematian dan kelumpuhan itu sudah sangat jarang sekarang," ungkapnya dalam webinar Kenali Gejala Syaraf Kejepit & Penanganannya, Kamis, 28 April 2022.
Menurut dr. Rizky, salah satu operasi yang bisa dilakukan adalah PSLD (Percutaneous Stenoskopi Lumbar Discectomy), yakni teknik operasi pada tulang belakang yang menggunakan endoskopi melalui sayatan kecil.
Pada teknik operasi ini, dokter akan memasukkan dekompresi endoskopi melalui sayatan kecil, sekitar 1-2 sentimeter, ke area saraf.
Lensa endoskopi membuat seolah-olah dokter memiliki mata di dalam tubuh pasien, sehingga memungkinkan dokter melihat kelainan dengan jelas, dan memotong setiap cakram hernia, sendi, atau ligamen flavum yang memberi tekanan pada saraf, tanpa harus memotong otot yang masih dalam kondisi baik.
Dokter Rizky pun mengimbau para penderita saraf terjepit agar tak lagi cemas untuk melakukan operasi jika memang diperlukan.
Saat ini, lanjut dia, para petugas medis pun sudah memiliki kemampuan yang mumpuni, didukung sejumlah teknologi yang canggih. Sekalipun ada insiden yang terjadi hanya akan berdampak pada jempol kaki saja.
Baca juga: Cakupan Vaksinasi Covid-19 di Indonesia Sudah Lebih dari 400 Juta Suntikan
"Risikonya itu aja. Kalaupun terjadi sesuatu, dia hanya tidak bisa menggerakkan jempol kaki," tukasnya.
Lihat Juga: Mengenal Penyakit Scabies yang Sering Dialami Santri: Penyebab, Gejala, dan Cara Mencegahnya
(nug)